Imaging ultrasonografi menggunakan gelombang suara
untuk menampilkan gambaran yang ada di dalam tubuh. Pemeriksaan USG ini
menggunakan gelombang suara yang frekuensinya 1-10 MHz (1-10 juta Hz). Gelombang
suara tersebut dihasilkan dari kristal-kristal yang terdapat dalam suatu alat
yang disebut transduser. Perubahan bentuk akibat gaya mekanis pada kristal,
akan menimbulkan tegangan listrik. Fenomena ini disebut efek piezo-electric,
yang merupakan dasar perkembangan USG selanjutnya.
- PENYAKIT KANDUNGAN
1. Ovarium
Ovarium merupakan organ genitalia
interna wanita yang berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum,
sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan
pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari korteks dan medulla.
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan
pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan
terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan
sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron
oleh korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum tuba
Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae “menangkap” ovum yang dilepaskan
pada saat ovulasi.
Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium,
ligamentum infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari
cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis.
Patologi
Kista
ovarium
Kista
ovarium yaitu suatu kantong abnormal yang berisi cairan atau setengah cair yang
tumbuh dalam ovarium. Kista termasuk tumor jinak yang terbungkus oleh selaput
semacam jaringan. Bentuknya kistik dan ada pula yang berbentuk seperti anggur.
Kumpulan sel-sel tumor itu terpisah dengan jaringan normal di sekitarnya dan
tidak dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Teknik
Sonografi
1. Instrument
a. Probe/ tranducer
b. USG 2D, 3D, 4D
c. jelly
2.Persiapan
pasien
Pada pemeriksaan
USG ovarium tidak ada persiapan pasien
secara khusus. Namun, jika akan menggunakan transabdominal scaning, pasien
diinstruksikan untuk minum air sebelum pemeriksaan agar vesika urinaria penuh.
3.Teknik
scaning
a. Transabdominal scaning
Teknik scaning ini digunakan untuk
mendeteksi kista ovarium dan kanker ovaium. Transabdominal ultrasonography lebih baik dibandingkan
endovaginal/transvaginal ultrasonography untuk mengevaluasi besarnya massa
serta struktur intra abdominal lainnya, seperti ginjal, hati, dan asites. Syarat
pemeriksaan transabdominal sonogram dilakukan dalam keadaan vesica urinaria
terisi/penuh.
b. Transvaginal
scaning
Teknik ini biasanya digunakan untuk
mendeteksi kehamilan ektopik, missed abortion, dan kanker ovarium. Pemeriksaan ini dapat menggambarkan/memperlihatkan
secara detail struktur pelvis. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara transvaginal.
Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan vesica urinaria kosong.
Sonogram
1. Pola echo
Pola
echo ovarium normal adalah hipoechoic dengan echo folikel ovarium adalah
anechoic di sekitar dinding ovarium membentuk bulatan kecil anechoic di sekeliling dinding
ovarium.
2. Sonopatologi
Pola
echo yang terjadi adalah seperti pembesaran ukuran folikel ovarium, bulatan anechoic yang membesar di sekitar
dinding ovarium.
2. Uterus dengan klinis Myoma Uterus
Klinis
: - Nyeri di perut bagian bawah, Ada Benjolan keras di perut bagian bawah,
kira-kira sudah 3 bulan, dan semakin membesar.
Persiapan
Kandung kemih harus penuh. Suruh pasien
minum 4 atau 5 gelas dan lakukan pemeriksaan USG satu jam kemudian (jangan
membolehkan pasien buang air kecil). Kandung kemih digunakan sebagai Acoustic
Window.
Posisi pasien
Pasien
biasanya diskening dalam posisi berbaring dengan nyaman pada bagian punggung
(terlentang). Pemutaran tubuh pasien mungkin diperlukan setelah mengerjakan
skening pendahuluan. Oleskan jeli ke bawah sampai abdomen bagian bawah.
Biasanya pada daerah rambut pubis tidak perlu diberi jeli.
Pemilihan
Transducer
Untuk
Orang Dewasa gunakan transducer kurvelinier 3,5 MHz. Untuk anak-anak gunakan
Transducer 5 MHz.
Penyetelan Gain
Penyetelan
Gain yang benar. Letakkan transducer dalam posisi
membujur diatas kandung kemih yang penuh dan lakukan pengaturan gain untuk
menghasilkan gambar USG yang paling jelas.
Teknik Skening
Mulai
pemeriksaan USG dengan skening longitudinal, pertama pada garis tengah antara
umbilicus dan simfisis pubis. Sesudah itu, ulangi skening ke arah lebih
lateral, pertama-tama pada sisi kiri dan kemudian pada sisi kanan. Arah
transducer segera menyudut dari sisi satu ke sisi lain dan lakukan skening
longitudinal untuk mengenali uterus.
Selanjutnya
lakukan skening transversal. Mulai pemeriksaan tepat diatas simfisis pubis dan
gerakkan transducer ke arah atas sampai umbilicus. Skening transversal
merupakan pemeriksaan yang penting pada panggul bagian bawah tetapi kurang
efektif jika dilakukan di level uterus.
Jika
diperlukan, suruh pasien memutar tubuhnya hingga berada dalam posisi oblique
(300-400) untuk mengenali ovarium. Lakukan skening pada masing-masing ovarium
secara oblique dari sisi abdomen yang kontralateral.
3. Endometriosis
Endometiosis menunjukkan adanya jaringan endometrium fungsional di suatu
tempat yang abnormal, diluar rongga uterus. Endometriosis ini dapat ditemukan
di antara serabut-serabut otot miometrium (adenomiosis / endometriosis uteri /
endometriosis interna), atau di berbagai lokasi di rongga panggul
(endometriosis eksterna). Insiden endometriosis sulit dipastikan, karena pada
banyak kejadian , kelainan ini baru ditemukan pada laparoskopi ketika pasien
mengeluh infertilitas atau nyeri abdomen yang samar-samar. Diperkirakan
endometriosis mengenai antara 1 dan 7 persen wanita pada masa reproduktif.
Endometriosis lebih sering didapati pada wanita infertil atau yang menunda
melahirkan hingga usia 30 tahun. Bagaimana endometrium mencapai lokasi ektopik
tidak seluruhnya dipahami. Adenomiosis mungkin disebabkan oleh infiltrasi
secara langsung, atau penyebaran jaringan endometrium lewat pembuluh limfe ke
miometrium. Endometriosis ekstrauteri mungkin disebabkan oleh perjalanan
retrograd jaringan endometrium melalui sepanjang tuba Fallopi sewaktu
menstruasi. Sekarang diyakini bahwa pada kebanyakan wanita terjadi menstruasi
retrograd, tetapi perkembangan lesi selain nodul endometrium sementara hanya
terjadi pada beberapa wanita. Menstruasi retrograd menjelaskan temuan bahwa
kebanyakan lesi endometrium terdapat pada ovarium atau cul de sac (Kantong
Douglas).
Endometriosis eksterna terjadi pada usia produktif dan kejadian
dipengaruhi oleh siklus menstruasi pada setiap bulannya. Kemungkinan penyebab
endometriosis eksterna pada pasien ini adalah karena terjadinya menstruasi
retrograd yaitu perjalanan retrograd jaringan endometrium melalui sepanjang
tuba Fallopi sewaktu menstruasi.
Pada pasien ini terdapat gejala nyeri pada perut bagian bawah dan sedang
mengalami menstruasi serta mempunyai riwayat siklus menstruasi yang tidak
teratur, hal ini sesuai dengan gejala pada endometriosis. Walaupun
sekurang-kurangnya seperempat dari jumlah wanita penderita endometriosis tidak menunjukkan
gejala, dan seperempatnya didapati bersama didapati bersama dengan gambaran
panggul lainnya. Gejala juga berbeda- beda tergantung pada apakah lesinya
adenomiosis atau endometriosis ekstrauteri. Pada endometriosis eksterna gejala
meliputi nyeri, menstruasi tidak teratur, dispareunia, dan infertilitas.
Untuk memastikan diagnosa endometriosis, selain dari anamnesis dan
pemeriksaan fisik, maka perlu dilakukan pemeriksaan penunjang radiologi ataupun
laparoskopi. Pada pemeriksaan radiologi ada beberapa pilihan pemeriksaan yang
dapat dilakukan, bisa mulai dari pemeriksaan yang sederhana yaitu
ultrasonografi, atau pemeriksaan yang lebih baik dengan pemeriksaan MRI.
Walaupun demikian laparoskopi merupakan modalitas standar untuk diagnosis dari
endometriosis. Ini merupakan pemeriksaan yang paling sensitif karena hanya
laparoskopi yang dapat mengidentifikasi
implantasi pada peritoneum superfisial, akan tetapi laparoskopi merupakan
prosedur yang invasif.
Dari pemeriksaan ultrasonografi abdomen, didapatkan pada adnexa dextra
tampak lesi hypoechoic soliter, bentuk membulat, batas tegas, ukuran ± 5,5 x
3,35 x 3,85 cm. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa jenis endometriosis pada kasus ini
adalah endometriosis eksterna.
Pemeriksaan
ultrasonografi
sebelumnya pasien dipuasakan selama 8 jam untuk meminimalkan gas diusus
agar tidak menghalangi pemeriksaan. Sebelum pemeriksaan, pasien disuruh untuk
minum dan menahan kencing. Dari pemeriksaan USG Abdominal dan transvaginal,
pada endometriosis interna akan tampak gambaran massa kistik yang berlokasi
pada miometrium, sedangkan pada endometriosis eksterna yang berlokasi di
ovarium akan tampak gambaran massa anechoic nonhomogen / hiperechoic, berkaitan
dengan perdarahan intralesi. Gambaran tipikal dari endometriosis adalah
terdapat kista yang bersifat homogenous
internal echoes level rendah yang mengandung darah lama.
- Bartolinitis
Bartolinitis
adalah Infeksi pada kelenjar bartolin atau bartolinitis juga dapat menimbulkan
pembengkakan pada alat kelamin luar wanita. Bartolinitis disebabkan oleh
infeksi kuman pada kelenjar bartolin yang terletak di bagian dalam vagina agak
keluar. Infeksi alat kelamin wanita bagian bawah biasanya disebabkan oleh :
1. Virus :
kondiloma akuminata dan herpes simpleks.
2. Jamur :
kandida albikan.
3. Protozoa :
amobiasis dan trikomoniasis.
4. Bakteri :
neiseria gonore.
Patofisiologi
1. Pada vulva
: perubahan warna kulit,membengkak, timbunan nanah dalam kelenjar, nyeri tekan.
2. Kelenjar
bartolin membengkak,terasa nyeri sekali bila penderia berjalan atau duduk,juga
dapat disertai demam
3. Terdapat
abses pada daerah kelamin
4. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan cairan mukoid berbau dan bercampur dengan darah.
B.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar