oleh: JAINAL ARIVIN (bang jai)
Genetalia pada wanita terpisah dari uretra yang mempunyai saluran tersendiri. Alat reproduksi wanita terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Alat Genetalia Eksterna Wanita
· Tundun (monsveneris): bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan dan lemak, area ini mulai ditumbuhi bulu pada masa pubertas.
· Labiya mayora (bibir besar): dua lipatan dari kulit diantara kedua paha bagian atas labiya mayora,banyak mengandung urat saraf.
· Labiya minora (bibir kecil) :berada disebelah dalam labiya mayora.
· Klitoris (klentit): sebuah jaringan ikat erektil kecil kira-kira sebesar kacang hijau dimana dapat mengeras dan tegang (erektil) yang mengandung urat saraf.
2. Alat Genetalia Interna Wanita
Ø Vagina
Tabung yang dilapisi membrane dari jenis epithelium bergaris khusus dialiri banyak pembuluh darah dan serabut syaraf. Bentuk vagina sebelah dalam berlipat-lipat seperti rugae. Panjangnya ± 8 cm.
Ø Uterus (Rahim)
Organ yang tebal, berotot berbentuk buah pir, terletak didalam pelvis antara rectum di belakang dan kandung kemih di depan, ototnya disebut miometrium. Fungsi uterus untuk menahan ovum yang telah dibuahi selama perlembangan, sebutir ovum yang telah keluar dari ovarium dihantarkan melalui tuba uterine ke uterus
Uterus terbagi lagi menjadi 3 bagian, yaitu:
· Fundus uteri (dasar rahim), yaitu bagian uterus yang terletak antara kedua pangkal saluran telur.
· Corpus uteri, bagian uterus yang terbesar pada kehamilan, bagian ini berfungsi sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang terdapat pada korpus uteri disebut kavum uteri atau rongga rahim.
· Cervik uteri, yaitu ujung servik uteri yang menuju puncak vagina disebut porsio, hubungan antara kavum uteri dan kanalis servikalis disebut ostium uteri internum.
Ø Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak di kiri dan kanan uterus di bawah tuba uterine dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus.
Fungsi dari ovarium antara lain :
1. Memproduksi ovum
2. Memproduksi hormon estrogen
3. Memproduksi progesterone.
Ø Saluran fallopian (Tuba Fallopi)
Tempat bertemunya sperma dengan telur matang. Panjang saluran sekitar 10 cm dan berbentuk seperti keranjang terbalik.
B. Patologi Indikasi Pemerikasaan Dan Kontra Indikasi
1. Patologi Dan Indikasi pemeriksaan dari suatu pemeriksaan HSG adalah antara lain sebagai berikut:
- Sterilisasi primer dan sekunder.
- Infertilitas primer dan sekunder.
- Menentukan lokasi IUD,apakah intrauterine atau tidak ( translokasi IUD).
- Pendarahan pervagina minimal, akibat mioma, polip adenomatous uteri.
- Abortus habitualis trisemester II yang dicurigai akibat inkompetensi cerviks.
- Kelainan bawaan uterus, misalnya unicornis, bicornis, uterus septus, dll.
- Tumor cavum uteri.
- Hidrosalping, yaitu salah satu bentuk peradangan kronik pada salping dan sering merupakan hasil akhir dari pyosalping dengan resorbsi eksudat purulan diganti dengan cairan jernih.
- Tuba non paten yaitu tuba yang oklusi sehingga sprema tidak bisa mencapai ampula untuk membuahi ovum.
2. Kontra Indikasi Dari Pemeriksaan HSG
- Pendarahan pervagina yang berat
- Infeksi organ genital baik bagian dalam maupun luar
- Menstruasi
- Hamil
C. Persiapan Pasien
Persiapan pasien sebelum dilakukan pemeriksaan adalah sebagai berikut :
ü Pasien melakukan perjanjian.
ü Pasien menandatangani formulir pernyataan.
ü Pasien di beri tahukan beberapa persiapan,diantaranya :
· Pasien dilarang coitus (melakukan hubungan suami istri) sebelum dilakukan pemeriksaan agar tidak mengganggu pemeriksaan supaya rahim dalam keadaan bersih tidak terdapat sperma.
· Pemeriksaan HSG dilakukan pada hari 9 – 12, dilihat dari siklus haiddan dihitung dari hari pertama haid.
ü Pemeriksaan dilakukan setelah semua persiapan dilakukan dengan baik.
ü Pasien diberikan satu tablet spasium dan langsung diminum sebelum pemeriksaan.
ü Pasien ganti baju diruang ganti pasien.
ü Lalu supine diatas meja pemeriksaan dan diberikan alas bokong.
ü Tiga puluh menit sebelum pemeriksaan pasien disuntikkan valium intra musculer.
D. Alat Dan Bahan
Alat dan bahan untuk pemeriksaan HSG set terdiri atas bahan-bahan steril dan unsteri, yang terdiri dari:
· Pesawat RÖ dengan flouroscopy
· Kaset ukuran 18x24cm; 24x30cm
· Peralatan proteksi radiasi
Steril
· Sonde uterus
· Speculum vagina
· Tenaculum (portio tang)
· Conus dgn ukuran S,M,L
· Sarung tangan steril (hand scoon)
· Kain kassa steril
· Kanula injection dan syring
Un Steril :
· Lampu sorot
· Bengkok
· Alas bokong
E. Tehnik Pemeriksaan
1. Plan Foto
Teknik pemotretan
· Pasien supine diatas meja pemeriksaan
- Atur posisi pasien agar pelvis simetris
- Sentrasi kurang dari 2,5 cm garis tengah antara kedua sias atau 2 inchi di atas symphisis pubis
- Sinar diarahkan tegak lurus film
2. Pemasangan Alat dan Pemasukan Bahan Kontras
· Pasien tidur supine di atas meja pemeriksaan, bagian bokong pasien diberi alas.
· Posisi pasien litotomi (cytoscopic position), lutut fleksi. sebelum dilakukan pemasangan alat HSG, pasien diberitahukan tentang pemasangan alat dengan maksud agar pasien mengerti dan tidak takut.
· Lampu sorot diarahkan kebagian genetalia untuk membantu penerangan.
· Bagian genetalia eksterna dibersihkan dengan betadine menggunakan kassa steril.
· Speculum dimasukkan ke liang vagina secara perlahan-lahan.
· Cervix dibersihkan dengan betadine menggunakan kassa steril dan alat forceps/tenaculum.
· Untuk mengetahui arah dan dalamnya cavum uteri digunakan sonde uterus.
· Portio dijepit dengan menggunakan tenaculum agar bagian dalam cervix dapat terbuka.
· Conus dipasang pada alat canulla injection yang telah dihubungkan dengan syiringe yang berisi bahan kontras kemudian dimasukkan melalui liang vegina sehingga conus masuk ke dalam osteum uteri oksterna (ke dalam cervix).
· Tenaculum dan alat salphingograf di fixasi, agar kontras media yang akan dimasukkan tidak bocor.
· Speculum dilepas perlahan-lahan
· Pasien dalam keadaan supine digeser ketengah meja pemeriksaan, kedua tungkai bawah pasien diposisikan lurus.
· Kemudian fluoroscopy pada bagian pelvis dan bahan kontras disuntikkan hingga terlihat spill pada kedua belah sisi.
3. Proyeksi AP
Posisi pasien : supine diatas meja pemeriksaan dengan kedua tungkai lurus, pelvis rapat pada meja pemeriksaan, kedua tangan diatas kepala, meja pemeriksaan diposisikan trendelenberg.
Ukuran kaset : 18x24 cm dipasang melintang
Bahan kontras : disuntikkan 2-5 cc
Central ray : pada symphisis pubis
Kriteria gambar : gambar yang tampak adalahpengisian bahan kontras ke dalam tube fallopi, tampak gambaran corpus uteri dan spill padaperitoneal cavity (rongga peritoneal).
4. Proyeksi Oblique Kanan
Posisi pasien : supine, tungkai kanan lurus,panggul bagian kiri diangkat kira-kira 45º, panggul bagian kanan merapat ke meja pemeriksaan, kedua tangan diatas kepala, meja dalam keadaan trendenberg.
Ukuran kaset : 18x24 cm dipasang melintang
Central ray : diarahkan pada pertengahan antara SIAS dan sympisis pubis bagian kanan, lalu di eksposi.
Kriteria gambar : gambar yang tampak adalah tampak pada pengisian bahan kontras pada cavum uteri, tube uterine, dan spill pada rongga peritoneum
5. Proyeksi Oblique Kiri
Posisi pasien : supine, tungkai bawah kiri lurus, panggul bagian kanan diangkat kira-kira 45º, panggul bagian kiri merapat ke meja pemeriksaan , kedua tangan diatas kepala, posisi meja trendelenberg.
Ukuran kaset : 18x24 cm diletakkan melintang
Central ray : diarahkan pada pertengahan antara SIAS dengan sympisis pubis.
Kriteria gambar : gambar yang tampak adalah pengisian bahan kontras pada cavum uteri, tube uterus bagian kanan dan kiri serta spill di sekitar fimbrae.
6. Post Void
Pembersihan bahan kontras, posisi sama dengan plan foto, setelah pasien loncat-loncat di toilet.
Kriteria gambar
· Daerah pelvis mencakup vesica urinaria
· Daerah uterus (pintu panggul atas terlihat di pertengahan film)
· Tampak sisa kontras, sebagian telah kosong
F. Kesimpulan
Pemeriksaan radiologi dari sistem reproduksi wanita bagian dalam dengan cara memberikan bahan kontras media positif melalui alat HSG set lebih dirasa lebih menguntungkan karena pada saat dialirkan kontras media, aliran agak kuat maka jika terjadi sumbatan akan mengikis sumbatan tersebut jadi hal tersebut juga dapat dijadikan suatu teraphi untuk mengatasi masalah di organ genetalia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar